Kemkomdigi ukur kecakapan digital masyarakat lewat IMDI 2025
Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital berupaya mengukur keterampilan digital melalui Angkaraja Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2025 (IMDI) yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan digital masyarakat.
“Melalui IMDI, kita tidak hanya mencetak talenta-talenta digital, tetapi juga mengukur sejauh mana masyarakat kita memiliki keterampilan digital,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo dalam keterangan resmi di Jakarta.
Di awal Program Beasiswa Talenta Digital dan Komunikasi IMDI hanya jika didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten.
“Digital Talent Center merupakan pusat pelatihan dan pendidikan bagi berbagai elemen masyarakat baik ASN, mahasiswa, pekerja, maupun masyarakat umum dalam rangka menjawab tantangan era digital,” ujarnya.
Menurut Angga, peluncuran IMDI menunjukkan upaya pemerintah dalam mendorong akselerasi ekonomi digital di Indonesia. Itulah sebabnya Kementerian Komunikasi dan Informatika selalu berupaya melibatkan semua pihak.
“Semua itu tidak dapat terlaksana tanpa kerja sama berbagai pihak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen,” ujarnya.
Aktor Kepala BPSDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto menjelaskan, survei IMDI dilakukan untuk memetakan adopsi teknologi. Digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita fokuskan pada kabupaten/kota yang indeksnya masih rendah, agar pembangunan sumber daya manusianya lebih terarah,” ujarnya.
Peluncuran IMDI 2025 merupakan langkah penting dalam mengidentifikasi dan meningkatkan wilayah dengan tingkat literasi digital yang rendah.
Survei IMDI didasarkan pada empat pilar utama, yaitu infrastruktur digital, keterampilan digital, industri digital, dan budaya digital. Semua data Ini kemudian dirangkum menjadi satu indeks yang mencerminkan tingkat keterampilan digital dalam masyarakat di berbagai wilayah.
“Proses pengukuran ini didukung oleh Digital Talent Center yang tersebar di sembilan wilayah, termasuk DTC di Cikarang yang merupakan salah satu pusat pengembangan talenta digital nasional,” kata Hary.
Selain IMDI, Kementerian Komunikasi dan Digital juga meluncurkan program pendidikan tinggi melalui Politeknik Digital Jogja (Poldigi) yang sebelumnya dikenal sebagai STMM Jogja.
Sejak tahun 2025, Politeknik Digital Jogja menawarkan berbagai program pendidikan termasuk S1 Teknologi Digital, Bisnis Digital, Komunikasi Media Digital, dan S2 Transformasi Digital Terapan.
“Saat ini Poldigi memiliki sekitar 2.500 mahasiswa setiap tahunnya, termasuk penerima beasiswa Kominfo, yang telah meluluskan lebih dari 3.000 lulusan, banyak di antaranya yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan,” ujarnya.
Pemerintah juga berencana memperluas jaringan DTC di Ibu Kota Negara (IKN). Dengan lahan yang diberikan Otoritas IKN, fasilitas DTC di kawasan EduTown akan dirancang sesuai standar yang direkomendasikan oleh IKN.
“Cabang DTC di Poldigi akan memudahkan akses pendidikan berkualitas bagi warga sekitar tanpa harus bepergian ke Jogja,” ujarnya.