Gubernur DIY minta petani Kulon Progo daftarkan lahan abadi

Kulon Progo, DIY – Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan HB X, meminta para petani di Kabupaten Kulon Progo untuk mendaftarkan perdesaan mereka sebagai lahan tetap, agar kerugian yang mungkin terjadi bisa ditanggung oleh pemerintah.
Sultan menyebutkan bahwa di Yogyakarta terdapat 32 ribu hektare lahan sawah tetap, yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan pangan daerah tersebut.
“Kami memiliki kontrak seluas 32 ribu hektare. Jika terjadi kegagalan, pemda akan menggantinya, karena lahan itu penting untuk pemenuhan pangan di Yogyakarta. Tanaman bebas, asalkan untuk pangan. Kontrak ini berlangsung selama 10 tahun dan dapat diperpanjang,” jelas Sultan pada acara Panen Raya Padi di Bulak Kedungsari, Kabupaten Kulon Progo, pada hari Senin.
Acara panen berlangsung secara serentak di 14 provinsi dan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Sultan menambahkan bahwa untuk menjual lahan yang masuk dalam kontrak tersebut, harus ada izin, dan pemerintah kabupaten harus diberitahu.
“Jika tanah ingin dijual, bupati harus mencari tanah pengganti, jika tidak, maka lahan itu tidak boleh dijual,” tegasnya. Ngarso Dalem juga menjelaskan bahwa dari lahan 32 ribu hektare itu, dihasilkan lebih dari 900 ribu ton gabah kering panen (GKP), sementara kebutuhan mencapai sekitar 700 ribu ton.
“Dari surplus 200 ribu ton, dapat digunakan untuk transaksi masuk dan keluar. Sayangnya, dengan kepemilikan tanah yang terbatas, jika dijual harganya menjadi lebih tinggi,” ungkapnya. Selanjutnya, Sultan menekankan bahwa kualitas padi premium memiliki harga yang lebih mahal.
“Harga dapat memberikan keuntungan lebih tinggi. Jika lebih murah, tentu petani akan menyulitkan. Rata-rata luas lahan petani di Yogyakarta hanya 300 meter persegi. Jadi, jika Bapak memiliki 1. 500 m2, itu lima kali dari rata-rata,” tambahnya Cvtogel.
Salah seorang petani dari Kedungsari, Kulon Progo, Sukamto, mengatakan bahwa ia mengelola lahan seluas 1. 500 m2.
“Dari hasil panen, kami bisa mendapatkan sekitar 30 karung. Setiap karung memiliki berat rata-rata 40 kilogram atau sekitar 1,2 ton,” katanya. Dia juga mengungkapkan rasa syukur kepada Bulog dan pemerintah.
Menurutnya, Bulog telah memberikan dukungan kepada petani dengan membeli GKP seharga Rp6. 500 per kilogram. “Ini sangat membantu para petani, terutama dengan fasilitas pengambilan gabah. Setiap kali panen, kami bisa menghubungi Bulog dan mereka langsung datang,” ujarnya.