January 3, 2025

Apa yang Terjadi jika Pembelajaran Based Learning di Terapkan pada Anak Usia SD?

Ilustrasi Model Pembelajaran Based Learning

Ilustrasi Model Pembelajaran Based Learning

Pendidikan merupakan bagian dari usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pelita Bangsa.

Sebagai pelaku pendidikan tentu tidak asing dengan kegiatan belajar mengajar (KBM). Pada semester satu ini, mahasiswa S1 PGSD mendapatkan mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Zahra Maulidinah, M.Pd.  memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat Opini atau saran terhadap pendidikan di sekolah dasar di Indonesia.

Menurut Herlina (2022) Proses pembelajaran dan hasil belajar perlu ditingkatkan karena merupakan tolak ukur dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah guru yang melaksanakan proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis Based Learning (BBL) merupakan salah satu pendekatan inovatif yang bisa diterapkan di sekolah dasar (SD). Metode ini fokus pada pemberian pengalaman belajar yang relevan dan mengaktifkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan materi pelajaran serta lingkungan sekitar. Dalam konteks pendidikan SD, metode ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan sosial siswa melalui pengalaman yang lebih kontekstual dan berbasis masalah nyata.

Melihat perkembangan kognitif anak SD pada usia kurang lebih 6 hingga 12 tahun ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menyebut tahap ini sebagai tahap operasional konkret, pada tahap ini bisa menjadi kunci titik balik dalam perkembangan kognitif peserta didik karena menandai awal pemikiran logis. Peserta didik akan lebih sering menggunakan pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik, benda nyata / konkret dan permasalahan riil.

Apa sih Based Learning itu ?

Based Learning CVTOGEL adalah metode yang mengutamakan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, di mana mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga penyelidik dan pemecah masalah. Konsep ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) dengan memberikan mereka kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung dan refleksi.

Jenis-Jenis Metode Based Learning

Ada beberapa pendekatan Based Learning yang dapat diterapkan di sekolah dasar:

– Problem-Based Learning (PBL). PBL adalah pendekatan yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks untuk belajar. Siswa diberikan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan mereka, dan mereka diharapkan bekerja dalam kelompok untuk menemukan solusi. PBL mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi.
– Project-Based Learning (PjBL). PjBL melibatkan siswa dalam proyek jangka panjang yang menuntut mereka untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek tersebut. Siswa bekerja secara tim untuk mencapai tujuan tertentu, dan dalam prosesnya mereka belajar mengenai topik yang dipelajari secara lebih mendalam.
Inquiry-Based Learning (IBL). Dalam IBL, siswa didorong untuk bertanya, mencari informasi, dan menguji hipotesis mereka sendiri. Ini adalah pendekatan yang sangat efektif untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis siswa, serta untuk mengajarkan mereka bagaimana proses ilmiah bekerja.
– Game-Based Learning (GBL). GBL memanfaatkan permainan edukatif untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Siswa belajar melalui tantangan dan kompetisi yang ada dalam permainan, yang membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan memotivasi.

Keunggulan Based Learning dalam Pendidikan SD

– Meningkatkan Keterampilan Kritis dan Kreatif. Pembelajaran berbasis masalah atau proyek mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis, menganalisis, dan mencari solusi. Mereka juga lebih dilibatkan dalam proses penciptaan ide baru, yang meningkatkan kreativitas mereka.
– Mengembangkan Kemampuan Kolaborasi Banyak pendekatan Based Learning yang melibatkan kerja kelompok, yang sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Mereka belajar bekerja sama, mendengarkan pendapat teman, serta berbagi tugas dan tanggung jawab.
– Peningkatan Keterampilan Metakognitif Pembelajaran berbasis pengalaman membantu siswa untuk lebih menyadari proses berpikir mereka sendiri. Mereka bisa mengidentifikasi apa yang sudah mereka ketahui dan apa yang perlu mereka pelajari lebih lanjut.
– Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Dengan mendasarkan pembelajaran pada pertanyaan atau masalah nyata, siswa lebih terlibat dalam pencarian jawaban dan pengetahuan. Mereka menjadi lebih aktif dalam mencari informasi yang relevan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
– Fleksibilitas dan Kontekstualitas. Metode ini memungkinkan guru untuk menyusun pengalaman belajar yang disesuaikan dengan konteks sosial dan budaya siswa. Pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermanfaat karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Implementasi Based Learning di Sekolah Dasar

– Penerapan metode Based Learning di tingkat sekolah dasar perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa yang masih dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan BBL antara lain:
– Menentukan Masalah atau Proyek yang Relevan Guru harus memilih topik atau masalah yang sesuai dengan usia dan kemampuan siswa. Misalnya, proyek tentang lingkungan bisa sangat relevan di sekolah dasar karena anak-anak dapat terlibat langsung dalam aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan sampah, kebersihan, atau tanaman.
Fasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Pengajaran yang berbasis pada proyek atau masalah sering melibatkan kerja kelompok. Guru perlu memfasilitasi pembelajaran kolaboratif di kelas, memastikan semua siswa terlibat aktif, dan memberikan panduan yang cukup agar mereka dapat bekerja sama dengan efektif.
– Memberikan Umpan Balik dan Refleksi Setelah proyek atau masalah selesai dipecahkan, guru perlu memberikan umpan balik yang konstruktif. Refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran sangat penting agar siswa dapat memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki.
– Menggunakan Teknologi dan Sumber Belajar Lain Penggunaan teknologi seperti perangkat tablet atau komputer dapat memperkaya pengalaman belajar berbasis proyek. Sumber belajar lain seperti video, buku, atau bahkan interaksi dengan narasumber di luar kelas dapat memperdalam pemahaman siswa.

Tantangan dalam Implementasi

– Meskipun metode Based Learning memiliki banyak keunggulan, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam penerapannya di sekolah dasar, antara lain:
Keterbatasan Waktu Proyek atau masalah yang digunakan dalam Based Learning memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Guru harus dapat mengelola waktu dengan baik untuk memastikan semua tujuan pembelajaran tercapai.
– Keterbatasan Sumber Daya Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek atau masalah, seperti fasilitas, alat peraga, atau akses ke teknologi yang diperlukan.
Tantangan dalam Penilaian Penilaian dalam Based Learning lebih kompleks karena melibatkan berbagai aspek, seperti keterampilan kerja tim, proses berpikir kritis, dan hasil akhir. Guru perlu mengembangkan instrumen penilaian yang lebih holistik dan beragam.
– Dengan menggunakan metode Based Learning dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Dengan pendekatan yang tepat, metode ini tidak hanya mendukung perkembangan akademik siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mampu menghadapi tantangan dunia nyata.

Namun, penerapannya memerlukan kesiapan dari berbagai pihak, mulai dari guru, sekolah, hingga orang tua dan masyarakat. Dengan perencanaan yang matang dan penyesuaian terhadap kebutuhan dan keterbatasan yang ada, pembelajaran berbasis pengalaman dapat menjadi solusi efektif untuk membangun generasi muda yang kreatif, kompeten, dan siap untuk terus belajar seumur hidup. Budaya saling berbagi dan saling belajar ini sangat dibutuhkan para guru sebagai pendidik demi kemajuan dunia pendidikan.  ( Irwan Hidayat/PGSD/ 24C2A 2024 ).

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.