Media Sosial Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Diri pada Generasi Muda, Benarkah?
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan teknologi sudah sangat pesat, terlebih lagi dengan dipengaruhinya adanya globalisasi. Pesatnya perkembangan teknologi yang dibarengi dengan globalisasi tersebut juga berdampak pada berkembangnya media komunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kini masyarakat modern memerlukan media komunikasi yang efektif dan efisien berbasis teknologi internet, seperti hal nya kehadiran smartphone yang merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif dan pastinya semua masyarakat modern telah menggunakannya. Sejalan dengan berkembangnya smartphone, platform media komunikasi digital atau yang biasa dikenal sebagai media sosial pun semakin banyak bermunculan dan dapat memudahkan penggunanya untuk dapat terus terhubung satu sama lain tanpa terbatas jarak dan waktu. Situs jejaring sosial ini sangat populer dan digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Media sosial banyak digemari karena fitur-fiturnya yang sesuai dengan pola ketertarikan masyarakat modern untuk berinteraksi, berbagi cerita, dan mencari inspirasi, terutama bagi kalangan generasi muda seperti Gen Z sebagai pengguna media sosial teraktif. Penelitian yang dilakukan oleh Rideout dan Robb (2018) menunjukkan bahwa lebih dari 92% Gen Z menggunakan platform media sosial, 70% menggunakannya lebih dari sekali sehari, 38% menggunakannya beberapa kali dalam satu jam, dan 16% menggunakannya hampir terus menerus.
Media sosial bagi Gen Z pada era modernisasi seperti sekarang ini tak hanya digunakan sekadar untuk alat komunikasi biasa. Namun, dapat dikatakan media sosial kini telah dianggap sebagai media dalam menemukan cerminan gaya hidup dan identitas. Sebagian besar generasi muda seperti remaja dan anak muda menghabiskan beberapa jam setiap hari untuk aktif pada platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook. Penggunaan media sosial tidak hanya difungsikan sebagai hiburan tetapi juga untuk berkomunikasi, belajar, dan membangun jaringan sosial, dengan segala kemudahan akses yang tersedia, tidak heran bahwa generasi muda saat ini menggunakan media sosial untuk mengekspresikan diri, membangun citra pribadi, dan mencari validasi dari lingkungan sekitarnya, pola perilaku tersebut yang dapat memunculkan pertanyaan besar apakah benar media sosial dapat berpengaruh terhadap aspek psikologis terutama tingkat kepercayaan diri yang ada pada generasi muda?.
Salah satu aspek penting dalam pengembangan jati diri yang ada pada generasi muda adalah kepercayaan diri, hal ini mempengaruhi bagaimana cara mereka melihat diri mereka sendiri, berekspresi, mengambil keputusan, dan menghadapi masalah. Pada dasarnya menurut Stets dan Burke (2018) kepercayaan diri dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pada generasi muda sendiri kepercayaan diri dapat mudah terbentuk melalui bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar, pengalaman pendidikan, hubungan sosial, dan tentunya eksposur terhadap media. Luasnya jaringan yang ada pada media sosial membuat penggunanya memanfaatkan hal tersebut tidak hanya untuk mengunggah foto, memperbaharui status, dan lainnya. Namun, berpotensi juga untuk digunakan mencari keuntungan dengan berusaha membuat bisnis secara online, pendidikan, hingga tindak kriminalitas. Mengambil dari titik tersebut, maka pada era digitalisasi ini media sosial memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan identitas dan persepsi diri karena frekuensi dan tingkat keaktifan generasi muda dalam mengakses segala informasi melalui media sosial yang termasuk tinggi sehingga pola hubungan interaksi mereka untuk cenderung membandingkan standar yang ditampilkan pada platform tersebut dengan diri mereka sendiri tentunya dapat terjadi, selain itu paparan konten negatif hingga cyberbullying juga rentan mempengaruhi aspek psikologis mereka dalam bertindak. Namun, dibalik hal tersebut media sosial juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka sehingga dapat meningkatkan rasa pencapaian dan kepercayaan diri ketika suatu konten atau karya mereka diapresiasi oleh orang lain.
Pada dasarnya generasi muda CVTOGEL masih tergolong dalam tahap transisi dari masa remaja ke dewasa yang berarti masih dalam tahap pencarian jati diri, sementara itu output media sosial sangat bergantung pada karakter penggunanya dan telah menjadi ruang bagi jutaan orang dengan beragam kepribadian untuk mengekspresikan diri dan membagikan cerita mereka. Sebenarnya tidak ada yang salah dari hal tersebut, tetapi karena generasi muda sebagai generasi yang masih dalam tahap pencarian jati diri kepribadian mereka cenderung masih labil dan mudah terpengaruh dengan berbagai konten atau media informasi sehingga hal itu lah yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi aspek psikologis dan tingkat kepercayaan diri dalam berekspresi atau melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang cukup kompleks terhadap tingkat kepercayaan diri, pengaruh hubungannya bisa mengarah ke arah positif atau negatif tergantung pada penggunaannya, jenis konten yang dikonsumsi, serta sejauh mana seseorang bergantung pada validasi yang didapat melalui media sosial. Berdasarkan berbagai contoh permasalahan dan fenomena tersebut sudah seharusnya kita sebagai manusia modern yang melek akan perubahan teknologi dapat memanfaatkan media sosial dengan sebagaimana mestinya, selayaknya dengan fungsi media sosial sebagai alat dalam bertukar informasi dan tidak menyalahgunakannya untuk tindakan kriminal atau hal lain yang bersifat negatif hingga melanggar hukum. Penting bagi kita terutama generasi muda sebagai agen perubahan masa depan untuk dapat mengeksplorasi dan menyaring informasi yang ada pada media sosial sebelum kita terapkan dan sebar luaskan.